Numpang Makan di Acara MyJNE Bali

Hari ini saya dapat pengalaman ‘berharga’. Saking berharganya sampai malu setengah mati. Pada intinya, kalau diundang atau menghadiri suatu acara, gak bisa datang tepat waktu, mending gak usah datang sekalian.

Mbak Ferdias, salah seorang blogger & Kompasianer, menginfo saya bahwa Rabu (1/6), ada acara JNE pk 17.00 Wita di Restoran Jempiring, Aston Hotel jalan Gatsu Barat, Denpasar.

Awalnya saya protes, karena saya baru keluar kantor pk 18.00. Mbak Ferdias mengatakan tak apa. Yang penting kumpul. Baik lah, saya pun menyanggupi undangan tersebut.

MyJNE Bali (2)
Suasana pertemuan

Saya tiba di lokasi pk.18.30-an. Mendekati ruang pertemuan, saya bisa mendengar suara pidato lewat pengeras suara. “Ini pasti acaranya nih,” ujar saya membatin. Mempercepat langkah. Benarlah dugaan saya. Ruang berkapasitas sekitar 100an orang itu telah terisi penuh. Ekspresi para undangan tampak serius. Ada yang lagi khusyuk mendengarkan, ada yang mencatat, ada pula yang diselingi makan malam.

Tanpa basa-basi saya berjalan ke bagian tengah, ambil foto dan video dari berbagai sudut. Gaya ambil dokumentasinya pun gak kalah heboh, bagai cacing kepanasan. Ke sana kemari, berdiri, jongkok, duduk, berdiri lagi dan seterusnya. Mungkin diantara tamu ada yang nyeletuk dalam hati, “ini siapa sih? Datang-datang ribut sendiri, gak bisa anteng.”

MyJNE Bali (3)
Sejumlah petinggi JNE memperkenalkan layanan MyJNE. Acara tersebut tidak hanya dihadiri perwakilan Bali, tetapi juga JNE Jakarta. Turut mengundang sejumlah media dan blogger

Puas ambil gambar, giliran mencatat. Notesunyu-unyu‘ saya keluarkan dari tas selempang. Menyimak pembicaraan dengan serius tingkat dewa. Tangan memegang ballpoint, siap menorehkan informasi penting ke atas kertas. Namun yang saya dengar hanya berupa keluhan dan pengalaman buruk dari sejumlah pelanggan setia. Melenceng dari inti tema yaitu memperkenalkan aplikasi anyar via ponsel, yakni MyJNE.

Tiba-tiba Mbak Ferdias memanggil saya, “Mas, kita makan yuk, saya juga belom makan nih.”

Mendengar tawaran itu, bimbang lah saya. Sebetulnya bukan kebiasaan saya makan selagi tugas peliputan. Biasanya tunggu sampai selesai, baru urusan perut. Tapi gapapa deh. Sekali-kali langgar aturan. Perut saya juga lapar berat (hehehe). Toh sesinya seputar tanya-jawab.

MyJNE Bali (4)
Santap malam saya kali itu

Berangkat lah saya menuju deretan makanan. Modelnya prasmanan. Saya ambil nasi secukupnya dan sejumlah lauk dari ujung sampai ujung. Mencicipi tiap hidangan. Ternyata banyak juga.

Saya kembali ke tempat duduk. Menyantap perlahan sambil mendengarkan. Baru beberapa suap nasi, kalimat “mengerikan” itu meluncur begitu saja dari sang pemegang mikrofon.

Baik, bila tak ada lagi pertanyaan, maka berakhir pula acara kita pada malam hari ini. Terima kasih atas kehadirannya rekan-rekan media dan para blogger.”

MyJNE Bali (1)

Bagai tersambar petir, saya hanya bisa mematung sekaligus melongo (menggigit sendok lebih tepatnya). Menyaksikan para undangan meninggalkan kursinya masing-masing.

JiiiaaaahhhLha terus saya ke sini ngapain? Masa cuma numpang makan doang?

Itu lah moment di mana saya tak bisa berkutik, merasa bersalah dan kikuk. Malunya setengah mati, Sobh! Suer.

Panitia kemudian memanggil para peserta untuk foto bersama. Saya gak mau ikut. Malu. Apalagi sewaktu pembagian souvenir. Saya tutup kuping dan melanjutkan santap malam hingga tandas.

MyJNE Bali (5)
Deretan souvenir siap dibagikan

Dari peristiwa ini, saya kapok datang terlambat. Gak bakal mengulangi kesalahan sama di masa yang akan datang.

Hidup Makaaannn … #eh

Silahkan Tinggalkan Komentar